LEBIH DEKAT MELAYANI UMAT

News 080317b

Selasa, 7 Maret 2017, 12:35

Aplikasi Quran Kemenag kini bisa Dinikmati Pengguna IOS


Jakarta (Kemenag) --- Setelah sebelumnya merilis aplikasi Quran Kemenag bagi pengguna Android dan website, Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran (LPMQ) Balitbang Kemenag merilis aplikasi yang sama bagi pengguna gadget berbasis IOS. Rilis ini diharapkan akan memperluas varian akses masyarakat saat akan membaca Al-Qur'an melalui smartphone atau layar monitor.
Pgs. Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Muchlis M. Hanafi mengatakan Al-Qur'an digital untuk pengguna IOS ini sudah bisa diunduh di AppStore. User interface maupun user experience pada aplikasi ini disesuaikan dengan standar aplikasi pada IOS. (selengkapnya sila klik: aplikasi quran kemenag)

Muchlis menjelaskan, pada aplikasi ini terdapat beberapa fasilitas di antaranya : teks Al-Qur'an, terjemah, tafsir, suara murottal, penanda baca terakhir, share teks Al-Qur'an, terjemah dan tafsir. Pada aplikasi ini, murattal Al-Quran adalah Syekh Mahmud Khalil al-Hushary. Tulisan yang digunakan bersumber dari Mushaf Attin yang sudah disesuaikan dengan Mushaf Al-Quran Standar Indonesia.
"Mushaf Al-Quran Standar Indonesia adalah Mushaf Al-Quran yang dibakukan cara penulisan teks, harakat, tanda baca, dan tanda waqafnya sesuai dengan hasil yang dicapai Musyawarah Kerja (Muker) Ulama Al-Quran yang berlangsung sebanyak 9 kali dari tahun 1974-1983, dan dijadikan pedoman bagi mushaf Al-Qur'an yang dicetak dan diterbitkan di Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Agama," jelas Muchlis, Selasa (07/03).

News 080317a

Selasa, 28 Februari 2017, 11:06

Pemerintah Terus Pantau Progres Pengurusan Pencairan Santunan Crane

Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan bahwa pemerintah terus memantau progres pengurusan pencairan santunan yang dijanjikan Arab Saudi bagi jemaah haji yang menjadi korban crane. Hal ini disampaikan Menag saat menjawab pertanyaan wartawan dalam kesempatan live talkshow di salah satu televisi nasional.
Penyelenggaraan ibadah haji 1436H/2015M diwarnai dengan peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram, tepatnya pada Jumat, 11 September 2015. Sedikitnya 61 orang jamaah haji Indonesia menjadi korban. Sebagian besar mereka mengalami luka berat, sedangkan 12 di antaranya meninggal dunia. Indonesia menjadi negara yang paling cepat merilis data korban secara akurat.

Berkenaan dengan itu, Pemerintah Saudi Arabia menjanjikan santunan bagi seluruh korban. Masing-masing korban tewas dan cacat permanen akan mendapatkan uang senilai 1 juta riyal dan keluarga atau ahli warisnya diundang berhaji pada penyelenggaraan tahun berikutnya. Sedangkan bagi korban luka, dijanjikan mendapatkan uang 500 ribu riyal dan diberi kesempatan untuk mengulang atau menyempurnakan ibadah hajinya.
Namun demikian, hingga saat ini santunan yang dimaksudkan belum juga diterima oleh jemaah haji Indonesia yang menjadi korban jatuhnya crane. "Konsulat Jenderal kita di Jeddah terus menginformasikan ke kami. Info terakhir, Gubernur Makkah sudah ditunjuk sebagai ketua proses pencairan ini," kata Menag, Selasa (28/02).
Santunan korban crane belum bisa dicairkan, lanjut Menag, karena Pemerintah Saudi masih menunggu data korban dan ahli waris penerima santunan dari negera lainnya. Pasalnya yang menjadi korban musibah crane tidak hanya jemaah haji Indonesia, tapi juga jemaah dari beberapa negara lain.
"Pemerintah Saudi ingin mencairkannya serentak kepada semua negara. Ini informasi yang saya terima," katanya.

News 090317

Selasa, 28 Februari 2017, 20:28

Cegah Masalah Keagamaan, Kemenag Siap Sinergi dengan Komnas HAM

Jakarta (Kemenag) --- Kementerian Agama siap menjalin sinergi dengan Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) untuk mengantisipasi munculnya potensi dan terjadinya persoalan keagamaan. Menag Lukman Hakim Saifuddin berharap sinergi ini akan memperkuat program fasilitasi sehingga dapat meminimalisir potensi terjadinya masalah keagamaan di masyarakat sejak dini.
"Kita bersinergi untuk mencegah ini. Misal di Papua, bisa membuat tim ke sana, lakukan proses pendampingan, lebih memfasilitasi, daripada membuat forum diskusi. Ini lebih konkrit langsung terjun ke lapangan," ujar Menag saat menerima pengurus Komnas HAM di kantor Kemenag Jakarta, Selasa (28/02).

Selain Ketua Komnas HAM M Imdadun Rahmat, hadir juga Djayadi Damanik, Ali Sobirin, Odhis Soratha, M Subhi, dan Nur Jaman. Menag sendiri didampingi oleh Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Ahmad Gunaryo dan Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Ferymeldi.
Sebelumnya, Imdadun Rahmat menyampaikan beberapa temuan Komnas HAM terkait masih terjadinya beberapa persoalan keagamaan di berbagai daerah. Imdad mencontohkan persoalan rumah ibadah dan keagamaan di Aceh, Banjar, Jawa Barat, dan daerah lainnya di Indonesia timur.
Menag menyampaikan terima kasih atas masukan berupa temuan persoalan keagamaan Komnas HAM. Menag berharap hal itu bisa disampaikan secara tertulis agar mempermudah Kementerian Agama untuk menindaklanjutinya.